Trend dalam Penelitian Pembelajaran
Penelitian
pendidikan telah digolongkan (dan sering dipermasalahkan) berdasarkan tujuan,
berdasarkan orientasi filosofi, berdasarkan topik, dan berdasarkan metode.
Karena tujuan penggolongan ini tidak mendukung salah satu kategori tertentu
atas yang lain atau menambah klasifikasi baru, kita akan merujuk pada dua kategori
yang lebih luas dari penelitian pembelajaran yang didominasi penelitian
lapangan diakhir tahun 1970n yaitu penelitian proses produk dan penelitian deskriptif.
Berbeda
dari penelitian sebelumnya yang tidak berhasil mengidentifikasi ciri-ciri kompetensi personal guru yang baik, sebagian
peneliti menekankan usaha menjelaskan hubungan antara proses pembelajaran di kelas
(kebiasaan perilaku guru) dan hasil dari pendidikan (biasanya diukur dengan tes
prestasi). Dengan istilah penelitian “proses-produk”, penelitian yang
menggunakan paradigma ilmiah secara umum, meskipun tidak eksklusif, menggunaan
metode kualitatif untuk menghasilkan temuan-temuan yang saling berhubungan. Pengakuan
terakhir terhadap pentingnya siswa sebagai variabel penengah telah menghasilkan
suatu penjabaran dari paradigma (proses-proses-produk), dimana Doyle
mengidentifikasikan sebagai paradigma yang menengahi proses. Meskipun
penelitian proses-produk dapat dianggap baik “kesimpulan” atau “berorientasi
keputusan” tergantung pada tujuan peneliti, yang terfokus pada hasil pendidikan
yang memiliki daya tarik intuitif dalam era meningkatnya tuntutan akuntabilitas
dari sekolah dan guru.
Sebaliknya,
kelompok peneliti lain, menggunakan berbagai metode, terutama tertarik dalam
menggambarkan fenomena kelas dengan tujuan yang jelas untuk peningkatan
pemahaman daripada mengasilkan generalisasi mengenai hubungan antara variabel
proses dan produk. Dengan menggunakan “peneliti deskriptif”, peneliti tersebut
sering menekankan metode kualitatif tetapi, tergantung pada orientasi tertentu
dari peneliti, tidak menolak untuk menghitung kapan waktu yang tepat. Meskipun
mereka termasuk sejarawan dan filsuf, peserta utama pada saat ini cenderung
mencari akar keilmuan mereka dari sosiologi, antropologi, ilmu bahasa, dan
psikologi sosial. Bagi sebagian peneliti, makna subjektif dari fenomena
bagi peneliti adalah sangat penting,
sedangkan yang lain tertarik pada deskripsi tujuan pengamat mengenai hubungan
ruang kelas. Peneliti lain menggambarkan tuntutan
lingkungan dan menghasilkan strategi menghadapi para
guru dan siswa sebagai pusat
kehidupan kelas, sedangkan peneliti lain tertarik pada
aspek tertentu, seperti kehidupan mental guru. Beberapa pilihan penetapan
variabel dalam model proses-produk, sementara yang lain tertarik dalam
menangkap arti yang lebih menyeluruh tentang kekomplekan ruang kelas. Peneliti
juga bervariasi dalam orientasi mereka terhadap penggunaan penelitianya.
Sementara banyak muncul trend yang lebih berorientasi kesimpulan daripada
berorientasi keputusan, nampaknya ada asumsi yang mendasari pada sebagian dari
banyak penelitian deskriptif juga dapat menjadi jalan ke arah perbaikan. Bagi
sebagian orang ini dianggap sebagai kebenaran. Sebagaimana dikatakan Lundgren,
“perbaikan pendidikan sebagai gejala sosial hanya mungkin dengan memperoleh pengetahuan
mendalam tentang struktur pengajaran
dalam konteks budaya.” Tetapi tidak
seperti penelitian proses-produk, sifat produk dekripsi dan pemahaman
membuatnya lebih kecil kemungkinannya untuk dilihat sebagai hal yang relevant
dengan kepentingan publik dalam peningkatan langsung
dari pengalaman pendidikan
untuk anak-anak.
Meskipun ada
perbedaan besar pada penelitian-penelitian yang
dikelompokkan menjadi satu, penggunaan dua
kategori utama untuk mewakili dua
trend utama dalam penelitian pembelajaran
memungkinkan kita membedakan dua jenis
penelitian yang pada hakikatnya mereka memiliki pertimbangan berbeda kepada para pembuat kebijakan dan kepentingan
publik dalam meningkatkan sekolah-sekolah di Amerika. Sistem penggolongan sederhana ini juga memungkinkan kita untuk
menggunakan perbedaan populer
sebagai titik awal untuk analisis
manfaat dan keterbatasan penelitian tentang pembelajaran. Mudah-mudahan,
kita dapat menggambarkan bahwa apa yang tampak secara intuitif menarik bagi publik dan
para pembuat kebijakan memiliki kelemahan tertentu dan apa yang tampak "terlalu
akademis" mungkin tidak relevan.
Dan, mungkin lebih penting, kita dapat menunjukkan dukungan kepada kedua
jenis penelitian mengingat keinginan
yang dapat dimengerti penelitian yang memberi hasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar